Program Konservasi
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Program Konservasi Utama
Taman nasional bromo tengger semeru menghadapi tantangan besar dalam era perubahan iklim dan tekanan pembangunan. Diperlukan program kerja konservasi alam yang sistematis dan komprehensif untuk memastikan kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati. Artikel ini menguraikan program-program strategis dan elemen-elemen krusial yang harus dilindungi.
Jenis Program Konservasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Program Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Konservasi Bunga Edelweiss
Program konservasi bunga edelweiss, dimulai pada 2017, bertujuan mencegah pemungutan liar bunga endemik Anaphalis javanica melalui budidaya ex-situ. Kelompok tani “Hulun Hyang” di Desa Wonokitri mengelola Taman Edelweiss, dengan dukungan bibit dan pelatihan dari Balai Besar TNBTS, meningkatkan kesadaran konservasi dan pendapatan masyarakat.

Pemantauan Fauna Endemik
Pemantauan fauna seperti rusa Jawa dan macan tutul Jawa dilakukan untuk melindungi 137 spesies burung dan 22 spesies mamalia di TNBTS. Kegiatan ini melibatkan patroli rutin dan kolaborasi dengan masyarakat lokal untuk mencegah perburuan ilegal, menjaga keseimbangan ekosistem vulkanik.

Rehabilitasi Ekosistem
Rehabilitasi ekosistem fokus pada pemulihan lahan terdegradasi akibat erupsi atau aktivitas manusia. Penanaman kembali vegetasi asli, seperti Casuarina junghuhniana, dilakukan untuk mencegah erosi dan mendukung keberlanjutan zona sub-montana hingga subalpina.
Program Pengembangan Ekowisata

Pengaturan Kuota Pengunjung
Pengaturan kuota pengunjung diterapkan untuk mengurangi dampak over-kapasitas di kawasan seperti Gunung Bromo. Sistem ini mencakup pembatasan zonasi dan edukasi wisatawan untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Pembangunan Infrastruktur Ramah Lingkungan
Infrastruktur seperti jalur akses, area parkir, dan toilet dibangun dengan prinsip ramah lingkungan. Program ini memastikan wisatawan dapat menikmati keindahan TNBTS tanpa merusak ekosistem, meskipun masih terkendala anggaran.

Edukasi Wisata Berbasis Budaya
Edukasi wisata berfokus pada nilai budaya suku Tengger, seperti ritual spiritual dan tradisi animisme. Pelatihan untuk pemandu wisata meningkatkan pemahaman pengunjung tentang pentingnya pelestarian alam dan budaya lokal.
Program Pemberdayaan Masyarakat

Pelatihan UMKM Lokal
Pelatihan UMKM diberikan kepada masyarakat Tengger untuk mengelola homestay, kuliner, dan transportasi seperti jeep dan ojek. Program ini meningkatkan pendapatan 600.000 jiwa di 30 desa sekitar TNBTS sambil mendukung konservasi.

Pengelolaan Desa Wisata Edelweiss
Desa Wisata Edelweiss di Wonokitri, resmi dibuka pada 2018, dikelola masyarakat dengan dukungan KLHK. Program ini mencatat 38.640 pengunjung pada 2022, memberikan manfaat ekonomi melalui wisata berbasis konservasi.

Kolaborasi dengan Pihak Swasta
Kerja sama dengan pihak swasta, termasuk CSR Bank Indonesia, mendukung pengembangan fasilitas dan pelatihan masyarakat. Inisiatif ini memperkuat keterlibatan komunitas dalam menjaga keberlanjutan TNBTS.
Ancaman dan Strategi Mitigasi
Ancaman utama TNBTS meliputi erupsi vulkanik, yang menghasilkan lava dan abu, serta dampak wisata seperti sampah dan kerusakan habitat. Untuk mengatasinya, TNBTS menerapkan pemantauan biodiversitas melalui program UNESCO MAB dan kebijakan nasional. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan membantu mengurangi perburuan ilegal, sementara penguatan tata kelola dan sosialisasi mendorong kepatuhan terhadap aturan konservasi. Upaya ini terus dikembangkan untuk mengatasi tantangan seperti over-kapasitas pengunjung.